Friday, February 6, 2015

World Interfaith Harmony Week 2015: Love of the Good and Love of the Neighbour

4th International Seminar on Interfaith Harmony & Tolerance
in conjunction with World Interfaith Harmony Week 2015
International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur
3-5 Februari 2015

Indonesian delegates
Ini adalah pertama kalinya saya ke dan ikut kegiatan di luar negeri. Berangkat dengan rute penerbangan Palangka Raya-Jakarta-Kuala Lumpur bersama dengan dua senior saya, bang Artha (Universitas Muhammadiyah Palangka Raya) dan bang Yitno (Universitas Lambung Mangkurat).

Singkat cerita sesampainya di KLIA 2, setelah tukar uang kami langsung pesan taksi untuk ke jalan gombak letak International Islamic University Malaysia (IIUM). Namun lucunya kami cukup lama berdebat dengan mba kasirnya karena dia ngasih taunya hanya ada Universiti Islam Antarbangsa Malaysia di jalan tersebut, ternyata itu adalah translasi ke bahasa Melayunya (international=antarbangsa) hehe.

Setibanya di IIUM kami disambut oleh salah satu panitianya, Mohiuddin Mahi. Berbincang-bincang dan foto-foto sedikit, langsung diantar ke asrama kampusnya, ya walaupun mereka mahasiswa sono nyebutnya hostel sih. Istirahat sebentar setelah perjalanan panjang dengan fasilitas asramanya yang sangat-sangat bagus. Setelah itu makan di kantin kampusnya, nyobain makanan khas situ. Terus habis makan nyari ATM, nanya-nanya orang akhirnya kesasar. Hari pertama belum ada ketemu sama delegasi lain.

Hari kedua, paginya baru ketemu sama delegasi Indonesia lain ada yang dari Banten, Jakarta, dan Aceh, total semuanya berjumlah 13 orang. Setelah perkenalan singkat langsung ke hall tempat kegiatannya, masuk dapat id card, goody bag, pulpen, dan booklet yang keren abis.

Suasana harmony round table discussion
4th International Seminar on Interfaith Harmony & Tolerance in conjunction with World Interfaith Harmony Week 2015, kegiatan itulah yang kami hadiri. Telah empat kali diadakan sejak 2012, diadakan oleh IIUM Global Forum dan Ma'din Academy India bertepatan dengan World Interfaith Harmony Week 2015 yang diinisiasi PBB. Edisi tahun ini mengusung tema "Love of the Good, and Love of the Neighbour", cintai kebaikan dan cintai sesama.

Kegiatan dimulai dengan sambutan-sambutan dan acara pembukaan oleh beberapa tokoh. Setelah itu lanjut harmony round table discussion dengan tiga sesi seputar materi harmoni lintas agama. Salah satu yang paling menarik adalah ketika salah satu delegasi Indonesia yang seorang muallaf, Syafii Pasaribu dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertanya mengenai apa yang harus dia lakukan terhadap keluarganya yang berbeda agama dengannya.

Sorenya di waktu break, nyempetin lagi nyari ATM dan souvenir bareng teman-teman. Sempat kikuk waktu nyoba naik bus, bingung sistem pembayarannya gimana, akhirnya mutusin naik taksi deh. Dan pencarian sore itu tetap nihil.

Malam harinya adalah gala dinner dan closing ceremony di Hotel Mandarin dekat Menara Petronas. Habis acara, saya, bang Artha, bang Yitno dan Mizan dari Universitas Muhammadiyah Aceh pergi foto-foto ke menara kembar. Sempat membuat kakak Ratu Syaila dari IAIN Banten selaku ketua delegasi marah karena pergi keluar kelamaan dan membuat teman-teman lain menunggu hehe.

Foto bersama Mr. Brian J. Adams dari Griffith University, Australia
Kemudian di hari terakhir yakni hari ketiga adalah harmony visit. Kunjungan ke beberapa rumah ibadah dan objek wisata di KL dan Putrajaya seperti Jembatan Seri Gemilang dan Masjid Putra. Harus diakui tata kota disini sangat bagus dan rapi. Kegiatan ditutup dengan lunch bersama di restoran Atmosphere 360 di KL Tower, makan sambil ngeliat pemandangan kota Kuala Lumpur dengan view 360 derajat, keren. Manfaatin waktu buat berbincang sama tokoh-tokoh dan delegasi dari negara lain, tukeran kartu nama.

Pada malamnya, nyempetin waktu buat lagi-lagi beli souvenir ke pasar cina, kali ini naik kereta monorail. Dan sangat ngejar waktu karena monorailnya bakalan tutup jam 9, akhirnya sambil lari-lari dan tergesa-gesalah kami beli oleh-oleh, untungnya dapet. Esok harinya, kami yang dari Kalimantan harus pulang duluan di waktu fajar dan gak sempat pamitan sama teman-teman dari Indonesia lain.

Well, ikutan event di luar negeri ataupun mungkin hanya sebatas backpackeran adalah sebuah keharusan bagi seorang mahasiswa. Dan ini tuh kayak zat adiktif, setelah pertama kali kita ikutan kegiatan di luar negeri, after that kita akan seperti ketagihan untuk terus mencari-cari event di luar negeri buat diikutin lagi. Selain memang kita akan dapat segudang pengalaman yang sangat berharga, bapak Rhenald Kasali pernah berkata, "Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka." So tunggu apa lagi....

Harmony tour
Categories:

0 komentar:

Post a Comment